KORIDOR Bersama Mencerdaskan Bangsa

“Pendidikan itu penting!” kata sebagian orang.
Biasanya pemikiran ini tumbuh dalam lingkungan keluarga yang penuh dengan intelektualitas. Mereka yang menghargai ilmu mau berjuang bukan demi mendapatkan gelar katanya, tapi untuk bertahan hidup. Survive di dunia yang keras ini muncul dari anggapan bahwasannya manusia itu terlahir tidak langsung berhati malaikat, tetapi manusia itu justru cenderung berkonflik dan berkompetisi.
Thomas Hobbes dalam karyanya yang berjudul De Cive (1651) menyatakan, “Homo Homini Lupus, manusia adalah serigala bagi manusia lainnya.” Asumsi ini lahir tidak dengan sendirinya bak dongeng Timun Mas yang keluar dari biji mentimun pemberian raksasa Buto Ijo. Hobbes ialah seorang pemikir yang lahir di lingkungan yang sangat mencekam, rendahnya nilai pendidikan, perang sipil, dan kucuran darah kebengisan para pihak yang bertikai seringkali menghiasi warna jalanan Inggris.
Sulit memang, jika kondisi sosial pada saat ini disamakan dengan kondisi sosial pada abad XVII yang lalu. Tapi hal ini tentunya bisa dijadikan bandingan atau bahkan kajian, bahwasannya kesejahteraan rakyat belum sepenuhnya terpenuhi sejak Perang Dunia ke-1, Perang Dunia ke-2, ataupun Perang Dingin. Kondisi sosial di suatu negara dapat mempengaruhi kondisi sosial di negara lainnya, hingga pada akhirnya hal ini menjadi isu global yang harus ditangani bersama. Adapun pendidikan yang berkualitas menjadi salah satu target yang harus dicapai dalam program Sustainable Development Goals (SDGs) dari UN Summit sejak awal tahun 2016.
Salah satu usaha pencapaian dari program SDGs itu adalah perlunya kesadaran akan pendidikan anak usia dini. Melalui KORIDOR (Komunitas Rumah Pintar Ambasador) diharapkan dapat memberikan layanan pendidikan bagi masyarakat yang membutuhkan. KORIDOR, Komunitas Rumah Pintar Ambasador ini lahir dari sebuah musyawarah besar yang diikuti oleh 242 peserta penerima beasiswa Karya Salemba Empat (KSE) dari 29 universitas yang tersebar di seluruh Nusantara dalam kegiatan pelatihan The Ambassador Leadership BPJS Ketenagakerjaan Camp 1 Batch 4. Komunitas ini kemudian menjadi sebuah agenda bersama yang sifatnya wajib dilakukan secara serentak oleh ke-29 universitas tersebut. Adapun kegiatan utamanya ialah mendirikan sebuah desa binaan dan bimbingan belajar bagi siswa sekolah dasar di bawah naungan Paguyuban KSE di masing-masing universitas.
Bagi kami, Paguyuban KSE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk menemukan sebuah desa di lingkungan perkotaan adalah tidak mudah. Maka dari itu, kami memutuskan untuk tidak memaksakan diri mencari sebuah desa di daerah pelosok dikarenakan akses yang bisa dikatakan cukup rumit dan tempat yang tidak mungkin bisa dijangkau dengan berjalan kaki. SD Islam Ruhul Amin yang terletak di Jalan Haji Abdul Gani No. 44 RT 02/RW 01 Cempaka Putih, Ciputat Timur, Tangerang Selatan menjadi pilihan karena sekolah ini sangat membutuhkan tenaga kami, yakni para mahasiswa sebagai tenaga pengajar tambahan.
SD Islam Ruhul Amin ini merupakan salah satu sekolah dasar yang berbeda dengan sekolah dasar lainnya. Di mana siswa-siswi didiknya merupakan dari kalangan keluarga yang kurang mampu dan dari pihak sekolah pun tidak membebankan biaya sekolah pada orang tua siswa. Sekolah dasar ini menjadi pilihan karena dirasa akan sangat baik ke depannya untuk memberdayakan siswa dan orang tuanya dengan berbagai binaan yang dapat menunjang kreativitas dan prestasi. Belum lagi berdirinya sekolah ini didasari oleh keinginan pemilik Yayasan Ruhul Amin untuk membangun sekolah khusus warga yang tidak berkecukupan dalam hal finansial. Hal inilah yang mendorong kami untuk membantu pemilik yayasan dalam mencapai mimpinya.
Menurut Pak Andi, sang pemilik Yayasan Ruhul Amin, sekolah pada era sekarang dan era dahulu itu sangat berbeda, belum lagi diiringi oleh berjalannya globalisasi yang menuntut dunia untuk berubah. Zaman dahulu, untuk bersekolah bisa dikatakan cukup mudah, tidak perlu menyisihkan biaya untuk beli seragam sekolah, buku cetak, sepatu, tas, dan lain-lain. Berbeda dengan sekarang, harus beli ini itu untuk pergi ke sekolah, contohnya seperti buku cetak yang harganya selangit harus dibeli, tidak hanya satu buah buku, tapi beberapa buah, kalau tidak beli akan sulit mengikuti mata pelajaran di sekolah katanya. Bagi warga sekitar, ini menjadi salah satu hambatan mereka untuk menyekolahkan anak-anaknya. Seharusnya hal ini tidak menjadi kekangan tersendiri untuk bersekolah. Inilah yang menjadi dasar Pak Andi untuk mendirikan SD Islam Ruhul Amin.
Kondisi finansial terkadang menjadi pertimbangan orang tua siswa untuk menyekolahkan anaknya. Tidak sedikit orang tua siswa tersebut yang berprofesi sebagai pedagang. Di lingkungan sekitar sekolah pun banyak warga yang membuka toko kelontong sebagai aset dari usaha dagangnya. Kami Paguyuban KSE UIN Jakarta memilih SD Islam Ruhul Amin dan lingkungan sekitarnya untuk dijadikan tempat binaan kami. Adapun pendekatan melalui orang tua siswa adalah salah satu cara yang akan kami gunakan untuk membangun kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka kelak.
Grand Opening KORIDOR dan Seminar Parenting “Bersama Mencerdaskan Bangsa” yang dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2017 di SD Islam Ruhul Amin adalah salah satu langkah awal Paguyuban KSE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memulai pembinaan tentang pentingnya peran orang tua dalam pendidikan anaknya. Sebelumnya sudah dilaksanakan bimbingan belajar Matematika dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) selama tiga minggu bagi siswa kelas 2-5 SD Islam Ruhul Amin. Grand Opening KORIDOR dan Seminar Parenting ini sebenarnya ditujukan bagi orang tua siswa dan warga sekitar sebagai bentuk pengenalan dasar tentang adanya kegiatan bimbingan belajar bagi siswa serta binaan mengenai psikologi anak bagi orang tua siswa yang rencananya akan diadakan secara berkelanjutan.


Selain itu, diadakan juga sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini diharapkan dapat membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan saat bekerja. Melalui BPJS Ketenagakerjaan juga tidak menjadikan pekerjaan orang tua siswa dan warga sekitar sebagai beban pikiran disamping mengurus pendidikan anak. Tak luput juga sesi pelayanan cek kesehatan gratis yang dilayani oleh tim medis Paguyuban KSE UIN Jakarta sebagai salah satu penarik acara ini.

Penulis : Safira Nadwa Adauly
The Ambassador Leadership BPJS Ketenagakerjaan Camp 1 Batch IV
Divisi Kewirausahaan

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama