Skripsiku Sayangku


Tulisan ini kupersembahkan bagi kalian mahasiswa semester 7 ke atas...
`Skipsi terkadang jadi perbincangan yang dihindari ketika berbicara dengan teman, dosen, bahkan terkadang orang tua. Skripsi telah menjadi momok yang sedikit menakutkan ketika kamu menjadi mahasiswa tingkat akhir. Cerita senior betapa melelahkannya ngejar-ngejar dosen untuk sekedar tanda tangan, sampai sulitnya melanjutkan dari BAB ke BAB lainnya.
Duuh jadi jiper!
Ini nih guys yang ditakutin ketika kamu jadi mahasiswa tingkat akhir. Selain beban orang tua, beban moril juga kamu pikul. Dengan tekanan yang begitu kuat hadapilah dengan senyum, dengan santai tapi serius, dengan nggak sok sibuk tapi selesai. I dare you!
“Orang akan segera lupa seberapa cepat kamu menyelesaikan pekerjaan, teteapi mereka akan selalu mengingat sebaik apa pekerjaan itu kamu selesaikan” – Howard W. Newton. Skripsi itu bukan siapa cepat sampai finish, tapi seberapa bermakna perjalananmu sampai ke finish.
Barang siapa yang menunda skripsi sehari, maka dia menunda pernikahan sehari. Hehe pasti kamu pernah denger quotes ini kan, atau kamu yang meyakininya? Ngaku!
Duh memang mahasiswa tingkat akhir ini mikirnya nikah mulu :’’) padahal jodoh di tangan Tuhan, kalaupun perlu ditunda, siapa tau dapat yang lebih baik. Kata Tuhan kita harus sabar dan kita pasti akan diberikan yang terbaik. (tuhkan jadi ngomongin jodoh, hee).
Back to the topic!
Ngomongin penundaan skripsi, penundaan skripsi tidak semuanya buruk kok. Lihat dulu untuk apa kita tunda, apakah bermanfaat? Manfaat untuk orang banyak? Penundaan skripsi yang tidak baik adalah ketika kamu hanya bermalas-malasan di kasur, mengerjakan aktivitas yang lebih banyak mudharat ketimbang maslahah nya, berfoya-foya, tapi skripsimu baru sampai BAB III dan gada kemajuan, itu adalah penundaan yang tidak baik.
Tapi tetap ya guys, kan Allah berfirman dalam surat Al-Insyirah ayat tujuh:
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ ﴿٧﴾
“Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)”
Jadi, makna yang bisa kita ambil dari arti ayat itu adalah, selesaikan urusanmu yang satu, baru selesaikan urusan yang lain dengan tetap bersungguh-sungguh. Jadi kalau kamu sudah memulai, selesaikan lah dengan baik dan sungguh-sungguh!
Memang, skipsi adalah tanggung jawabmu terhadap orangtua yang kurang lebih 4 tahun berkorban demi anaknya jadi sarjana. Tapi, apakah gelar sarjanamu berarti ketika kamu jadi sarjana yang santai-santai alias menganggur karena bingung what’s next setelah skripsi?
Orang tua berfikir, “cepat selesaikan skripsi, cepat kerja, cepat kau berikan cucu untuk kami”. Dari kalimat di atas, tujuan orang tua setelah kamu lulus apa guys?
Nikah, punya anak!
Salah fokus kau kak! Hehe. Tujuan kamu jadi sarjana adalah kerja, bawa kehidupan bahagia untuk kedua orang tuamu, setelah itu baru kau pinang anak orang secara mapan dan gentle. Setuju? Yup!
Ketika tujuannya adalah bekerja, dan bekerja mengandalkan link pertemanan dan pengorganisasian, maka manfaatkanlah 4 tahunmu untuk itu juga. Jika penundaan skripsimu untuk hal yang berhubungan dengan itu, dan berutujuan untuk mempermudan pekerjaan orang lain, percayalah pengerjaan skripsimu insha Allah dipermudah. Entah dari mana. Tuhan Maha Melihat jerih payah hamba-Nya.
Soo, untuk kamu para pejuang penyelesaian Skripsi,
Tetap semangat, dan selesaikankah apa yang kamu mulai dengan baik!



Oleh : Rusydina Alfiah 
Bendahara 1 Paguyuban KSE UIN Jakarta Periode 2017 - 2018

1 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama