Kupas Tuntas Sejarah Revolusi Industri 4.0

Image result for revolusi industri 4.0


Geliat perbincangan publik terkait industri digital kini semakin mengemuka. Sejak lima tahun belakangan, pertumbuhan industri teknologi di Indonesia bisa dikatakan berkembang dengan sangat cepat. Sejumlah perusahaan rintisan atau yang akrab dikenal sebagai “start-up” berhasil melesat dan berkembang dengan sangat pesat. Tidak hanya dari segi pangsa pasar, tapi juga valuasi. Bahkan, beberapa start-up sudah berhasil mencapai valuasi lebih dari $1 miliar dolar Amerika Serikat atau kerap disebut unicorn.


Secara singkat, revolusi industri bisa diartikan sebagai perubahan besar terhadap cara manusia dalam mengolah sumber daya dan memproduksi barang. Fenomena ini terjadi pada kisaran tahun 1750-1850. Saat itu, terjadi perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi. Perubahan tersebut ikut berdampak pada kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia.


Tak bisa dipungkiri, Indonesia kini tengah berada dalam masa persimpangan di tengah pertumbuhan Revolusi Industri 4.0. Lalu apa itu sebenarnya Revolusi Industri 4.0, bagaimana sejarahnya? Yuk simak ulasannya!



Revolusi 1.0

Image result for revolusi industri 4.0

Menurut catatan APICS.org, Revolusi Industri 1.0 bermula sejak abad ke-18, saat ditemukannya mesin uap yang digunakan untuk proses produksi barang. Kala itu, di Inggris, mesin uap digunakan sebagai alat tenun mekanis pertama yang dapat meningkatkan produktivitas industri tekstil. Peralatan kerja yang awalnya bergantung pada tenaga manusia dan hewan akhirnya digantikan sejak ditemukannya mesin uap.


Selain  itu, mesin uap juga digunakan dalam bidang transportasi. Pada masa itu, transportasi internasional masih berupa kapal laut yang menggunakan tenaga angin. Namun, berdasarkan evaluasi, angin tidak dapat sepenuhnya diandalkan karena bisa jadi angin bertiup dari arah yang berlawanan, atau lebih parahnya jika tidak ada angin sama sekali.


Hal ini tentu membuat para ilmuwan memutar otak. Hingga akhirnya James Watt menemukan mesin uap yang jauh lebih efisien dan murah dibandingkan dengan mesin uap yang telah diciptakan pada 1776 lalu. Atas penemuan ini, kapal laut yang menggunakan tenaga angin mulai ditinggalkan. Masyarakat mulai beralih pada mesin uap yang mampu membuat kapal berlayar selama 24 jam penuh—bisa terjadi jika mesin uap tetap didukung dengan kayu dan batu bara yang cukup.


Revolusi industri memungkinkan bangsa Eropa mengirim kapal perang ke seluruh penjuru dunia dalam waktu yang jauh lebih singkat. Langkah ini digunakan sebagai aji mumpung bagi negara-negara imperialis di Eropa untuk menjajah kerajaan-kerajaan di Afrika dan Asia. Selain penjajahan, terdapat dampak lain dari revolusi industri, yaitu pencemaran lingkungan akibat asap mesin uap dan limbah-limbah pabrik lainnya.



Revolusi Industri 2.0

Image result for revolusi industri 4.0
Revolusi industri 2.0 terjadi di awal abad ke-20. Fase ini ditandai dengan adanya penemuan tenaga listrik. Saat itu, tenaga otot sudah mulai tergantikan dengan penemuan mesin uap, lalu perlahan mulai tergantikan lagi oleh tenaga listrik. Kendati demikian, masih ada yang menghambat proses produksi pabrik, yaitu masalah transportasi.


Masalah transportasi ini membuat para ilmuwan kembali berinovasi. Pada akhir 1800-an, mobil mulai diproduksi secara massal. Namun, produksi mobil ini rupanya membutuhkan waktu yang cukup lama. Hal ini karena setiap mobil perlu dirakit dari awal hingga akhir oleh seorang perakit. Proses perakitan ini memakan waktu yang cukup lama dan butuh tenaga banyak orang untuk merakitnya.


Tak berselang lama, revolusi terjadi dengan terciptanya “lini produksi” atau yang biasa disebut assembly line yang menggunakan "ban berjalan" atau conveyor belt pada 1913. Sistem produksi pun berubah total. Tidak lagi diperlukan satu orang untuk merakit satu mobil dari awal hingga akhir. Perakit mobil mulai dilatih untuk menjadi spesialis yang mengurus satu bagian saja. Saat itu, pekerjaan juga telah dimudahkan dengan bantuan alat-alat tenaga listrik yang jauh lebih mudah dan murah dibanding dengan tenaga uap.


Tak hanya itu, Revolusi Industri Kedua ini juga berdampak pada kondisi militer Perang Dunia II. Ribuan tank, pesawat, dan senjata diciptakan dari pabrik-pabrik yang menggunakan lini produksi dan ban berjalan. Hal ini terjadi karena adanya produksi massal (mass production). Pada fase ini, perubahan dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri boleh dibilang menjadi komplit.



Revolusi Industri 3.0

Image result for revolusi industri 4.0
Jika revolusi pertama dipicu oleh adanya mesin uap, revolusi kedua bermula saat adanya listrik, lalu adakah yang bisa menebak awal mula bergulirnya revolusi 3.0? Ya, revolusi industri ketiga dipicu oleh mesin yang dapat bergerak dan berpikir secara otomatis, yaitu komputer dan robot.


Salah satu komputer pertama yang dikembangkan bernama Colossus. Komputer ini diciptakan di Era Perang Dunia II untuk memecahkan kode buatan Nazi Jerman. Colossus berupa mesin raksasa sebesar ruang tidur yang tidak memiliki RAM dan tidak bisa menerima perintah dari manusia melalui keyboard. Komputer purba tersebut hanya menerima perintah melalui pita kertas yang membutuhkan daya listrik sangat besar, yaitu 8.500 watt.


Setelah redupnya Perang Dunia Kedua, teknologi semakin berkembang pesat. Ada penemuan-penemuan baru. Sebut saja penemuan semikonduktor, transistor. Ada juga Integrated Chip (IC) yang membuat ukuran komputer semakin kecil, sumber listrik yang dibutuhkan pula semakin sedikit, kemampuan menghitung pun semakin canggih.


Ukuran komputer yang semakin kecil ini membuat aplikasinya semakin mudah. Di era revolusi ketiga, mesin-mesin sudah mulai mengoperasikan lini produksi. Komputer pun sudah mulai banyak menggantikan manusia—yang saat itu difungsikan sebagai operator pengendali lini produksi.



Revolusi Industri 4.0

Image result for revolusi industri 4.0
Salah satu topik yang santer dibicarakan saat ini ialah Revolusi Industri 4.0. Bahkan, Debat Capres 2019 lalu juga mengangkatnya menjadi topik utama. Tren dunia industri memang tak bisa dihindarkan dari kehidupan kita. Tren ini berusaha menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi siber. Tahukah kamu dari mana asalnya Revolusi Industri 4.0?


Istilah Revolusi Industri 4.0 berasal dari Jerman. Kala itu, ada sebuah proyek dalam strategi teknologi canggih yang diusung oleh Pemerintah Jerman yang mengutamakan komputerisasi pabrik. Pada Revolusi Industri 4.0, teknologi manufaktur sudah masuk pada tren otomatisasi dan pertukaran data. Hal tersebut mencakup sistem siber-fisik, internet of things (IoT), cloud computing, dan cognitive computing.


Revolusi Industri 4.0  berusaha menanamkan teknologi cerdas yang dapat terhubung di berbagai lini kehidupan manusia. Tren baru ini mengubah semuanya, mulai dari aspek ekonomi, dunia kerja, maupun gaya hidup.


Di era baru ini, banyak inovasi baru yang sama sekali tak terpikirkan sebelumnya. Lahan bisnis baru pun mulai muncul mewarnai bidang ekonomi dengan basis digitalisasi. Kamu sering menggunakan jasa transportasi Go-Jek atau Grab? Ya, inilah salah satu wujud inovasi dari revolusi industri 4.0. Ada banyak usaha baru, lapangan kerja baru, bahkan profesi baru yang tidak terpikirkan sebelumnya.


Itulah sekilas tentang sejarah revolusi industri 4.0. Sebagai anak muda, sudah siap menghadapi fenomena ini? Tantangannya memang sangat besar, tapi peluangnya juga sama besarnya. Buat kamu, generasi penerus bangsa, kontribusi apa yang sudah kamu lakukan untuk negeri ini?



Siti Heni Rohamna
Beswan KSE UIN Jakarta

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama