Pendidikan merupakan proses
pembelajaran yang menitikberatkan pada berkembangnya manusia dari yang tidak
tahu menjadi tahu. Dalam hal ini, pendidikan dapat diartikan juga sebagai proses memanusiakan
manusia. Selain itu, pendidikan juga dapat didefinisikan sebagai usaha sadar
untuk mencapai taraf hidup dan menumbuhkembangkan kualitas diri.
Ki Hajar Dewantara menjelaskan, pendidikan termasuk tuntutan dalam hidup dan tumbuh kembang anak-anak. Maksudnya, pendidikan menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka dapatlah mencapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Mutu Pendidikan Indonesia
Dalam konteks Indonesia, pendidikan masih ada dalam taraf berkembang. Bahkan, menurut laporan
yang dirilis oleh International Student Assessment (PISA) pada 2018 lalu, Indonesia berada di posisi "tertinggal" dari negara
tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.
Memang, mutu pendidikan di Indonesia terbilang jauh
dengan negara lain, bahkan di negara tetangga seperti Malaysia, Australia, dan
Singapura. Pendidikan yang berada di kota-kota besar di Indonesia beberapa
sudah memiliki mutu pendidikan yang baik. Salah satu yang dapat dikatakan
sekolah bermutu ialah yang banyak diminati masyarakat, memiliki citra yang baik di mata masyarakat awam. Namun, hal dasar yang menjadi
pertanyaan kita bersama, bagaimana mutu pendidikan di daerah pelosok, atau yang
dikenal dengan 3T?
Pendidikan dan Daerah Tertinggal
Daerah 3T merupakan daerah tertinggal,
terdepan dan terluar di Indonesia. Sebagian besar daerah 3T menjadi gerbang
tapal batas Indonesia. Menurut Kemendikbud, daerah 3T yang didefinisikan pemerintah mencakup
122 kabupaten/kota. Dikatakan begitu karena daerah ini memiliki beberapa aspek yang memang jauh tertinggal dibanding
kehidupan
kota.
Secara kehidupan sosial, peserta didik
yang berada di desa memiliki peran selain menjadi siswa sekolah, mereka juga
dituntut untuk bekerja agar dapat membantu orang tua meningkatkan perekonomian
mereka. Minat serta antusias mereka dalam belajar juga terbilang sangat rendah
mengingat kurangnya motivasi dari masyarakat sekitar, khususnya orang tua mereka yang mana
kurang memotivasi anak untuk belajar dan bersekolah.
Lalu, mengapa daerah tersebut dikatakan terdepan?
Sebab pendidikan di daerah 3T harus menjadi fokus utama pemerintah dalam
tujuannya menyetarakan dan meratakan pendidikan di Indonesia. Pendidikan di
daerah 3T harus terdepan dalam menerima layanan pemerintah termasuk
pengembangan mutu pendidikannya. Selanjutnya, daerah-daerah tersebut dikatakan sebagai
daerah terluar sebab letak geografisnya yang memang jauh dari peradaban kota.
Letak pelosok daerah tersebut yang mengakibatkan pendidikan di daerah tersebut
kurang dipandang dan terfokuskan.
Kurang Buku Bacaan
Dalam pemenuhan buku dan sarana sekolah
lainnya di sekolah sangat terbatas pendistribusiannya sebab akses jalan yang
kurang baik untuk dilalui. Hal tersebut masih menjadi masalah utama kurangnya
mutu pendidikan di daerah 3T. Bahkan masyarakat pun selalu saja menyalahkan
pemerintah atas permasalahan yang ada pada daerah tersebut. Tetapi faktanya
pemerintah telah mencanangkan program bagi pendidikan di daerah 3T yang mana
beberapa sudah diterapkan namun sepertinya belum menjadi yang solutif.
Salah satu penyebabnya ialah kurang
respon dan dukungan masyarakat terhadap program pemerintah, yang mana
masyarakat merupakan sumber daya manusia terpenting yang dapat bekerjasama
dengan pemerintah dalam mengupayakan program yang solutif. Namun, saat ini
rupanya banyak pemuda Indonesia yang tergerak hatinya untuk membantu pemerintah
mengupayakan pemerataan pendidikan di Indonesia. Banyak komunitas yang
didirikan pemuda Indonesia dalam tujuannya meningkatkan mutu pendidikan.
Pemuda merupakan
tonggak kehidupan bangsa, dimana estafet kemerdekaan Indonesia akan bergiliran
berada ditangan mereka. Banyak ide dan gerakan yang bersifat inovatif muncul
akibat peran dari para pemuda. Salah satu nya adalah banyaknya komunitas yang
bergerak dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat. Seperti aspek sosial,
kesehatan, keagamaan, bahkan pendidikan.
Membentuk Komunitas
Melihat permasalahan
pendidikan di Indonesia yang kurang merata ini, banyak komunitas yang di
inisiasi oleh pemuda-pemuda Indonesia tergerak untuk membantu Indonesia dalam
aspek pendidikan ini. Gerakan yang dilakukan oleh komunitas ini tidak secara
langsung memberikan efek yang nyata pada pembangunan pendidikan di Indonesia.
Namun, ada nya komunitas yang di gerakkan oleh pemuda ini, efek secara langsung
akan dirasakan oleh siswa dan masyarakat sekitar.
Tidak besar peran
yang dilakukan jika melihat dari kacamata sebuah negara, namun hal ini akan
berdampak besar pada kehidupan masyarakat yang menjadi sasaran dari berbagai
komunitas ini. Salah satu komunitas yang didirikan oleh pemuda dan bergerak di
bidang pendidikan adalah Indonesia Mengajar. Gerakan ini digagas oleh Anies
Baswedan pada tahun 2009 dengan tujuan untuk mengajak pemuda ikut berperan
aktif mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai wujud upaya melunasi janji
kemerdekaan.
Penggagas gerakan
Indonesia Mengajar ini meyakini bahwa pendidikan dasar adalah pondasi
pembangunan masyarakat Indonesia, maka hak untuk memperoleh pendidikan dasar
wajib diberikan untuk anak-anak diseluruh Indonesia termasuk di daerah 3T.
Pengajar Muda—relawan Indonesia Mengajar—merupakan generasi terbaik Indonesia
yang telah melewati berbagai seleksi sehingga mendapat kesempatan untuk berbagi
ilmu dan pengalaman ke daerah penempatan yang sudah ditentukan. Durasi
penempatan yang dilaksanakan selama satu tahun, terhitung dua semester dalam
tahun akademik sekolah.
Peran pemuda
seperti ini sangat dirasakan dampaknya oleh masyarakat sekitar dimana lokasi penempatan
dari berbagai komunitas ini dilaksanakan. Saat ini banyak komunitas yang
bergerak senada dengan Indonesia Mengajar, karena keinginan para pemuda untuk
berperan aktif dalam pemerataan hak pendidikan di seluruh Indonesia. Semoga
gerakan-gerakan yang dilakukan oleh berbagai komunitas ini menjadi inspirasi
bagi banyak pemuda lain nya untuk ikut serta berpartisipasi dalam kegiatan
bermanfaat ini.
Ada sebuah kutipan
yang sangat indah dari Anies Baswedan, bahwa “ mari kita jangan menyalahkan
kegelapan, tapi mari kita mulai menyalakan lilin”.
Daffa Novembry dan
Sekar Aini Zahroh
Divisi COIN
Paguyuban KSE UIN Jakarta
Posting Komentar