Ini dia, Kontribusi Pemuda Dalam Membangun Pendidikan Indonesia!

 


Kontribusi Pemuda Membangun Pendidikan Indonesia dalam Rangka Memperingati Hari Sumpah Pemuda
Oleh : 
Putri Nur Afifah-PSDM

Indonesia tidak dapat terlepas dari sejarah Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 oleh para pemuda Indonesia. Sumpah pemuda adalah ikrar para pemuda Indonesia yang dirumuskan pada saat kongres pemuda I dan II oleh beberapa kelompok perkumpulan pemuda Indonesia, antara lain yaitu Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, Jong Islamieten Bond, Pemuda Kaum Betawi, Sekar Rukun serta perkumpulan pemuda Indonesia lainnya. Sudah 92 tahun sejak lahirnya sumpah pemuda, lantas bagaimana dengan keadaan pemuda pada masa sekarang yang memiliki peran dalam memajukan Indonesia? Salah satu indikator kemajuan bangsa adalah pendidikan. Tujuan Pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 2 adalah pendidikan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.

Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia. Karena, pendidikan mempunyai peranan khusus untuk menyiapkan sumber daya manusia bagi pembangunan bangsa dan negara. Di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 yang berbunyi : “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”. Namun, pada kenyataannya pendidikan di Indonesia belum merata. Banyak anak-anak di Indonesia yang mendapatkan pendidikan, namun banyak pula anak-anak yang belum mengenyam bangku pendidikan sama sekali. Hal ini berlawanan dengan isi Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1, bahwasannya setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan pendidikan. Mengapa demikian? kurangnya pendistribusian yang merata dari pemerintah baik itu dari tenaga pendidik dan fasilitas pendidikan bagi para peserta didik. Fasilitas pendidikan hanya diberikan kepada sekolah-sekolah yang ada di daerah atau kota-kota besar saja. Sementara, di daerah pedalaman Indonesia mengalami krisis pendidikan baik dari fasilitas maupun dari tenaga pendidikannya. Pendidikan di daerah pedalaman mengalami kondisi yang memperihatinkan, mulai dari bangunan sekolahnya yang sangat kurang dari kata sempurna, minimnya sarana dan prasana pendukung sekolah, dan tenaga pendidik yang dapat dihitung oleh jari. Tak hanya itu, kurangnya kesadaran para orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya juga sangat mempengaruhi pendidikan di Indonesia. Tidak sedikit anak-anak yang tidak bersekolah karena kurangnya dukungan dari keluarga mereka. Banyak faktor yang menyebabkan hal itu terjadi salah satunya adalah karena faktor ekonomi. Para orang tua tidak mampu membiayai pendidikan anak-anaknya sehingga, tak ada pilihan lain yang menyebabkan anak-anak penerus bangsa putus sekolah akibat terhimpit ekonomi. Terlebih lagi dalam situasi di tengah pandemi seperti sekarang ini.

Bapak Sutanto selaku Sekretaris Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUDASMEN) menerangkan dalam diskusi webinar bersama Tata Muda pada Minggu, 11 Oktober 2020 bahwa “Terdapat kendala yang dihadapi guru, orang tua, dan anak selama pembelajaran jarak jauh. Kendala yang dihadapi oleh guru yaitu guru kesulitan mengelola pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan cenderung fokus pada penuntasan kurikulum, waktu pembelajaran berkurang sehingga guru tidak mungkin memenuhi beban jam mengajar, guru kesulitan berkomunikasi dengan orang tua sebagai mitra di rumah. Kendala yang dihadapi oleh orang tua yaitu tidak semua orang tua mampu mendampingi anak belajar di rumah karena ada tanggung jawab lainnya (kerja, urusan rumah, dan sebagainya), kesulitan orang tua dalam memahami pelajaran dan memotivasi anak saat mendampingi belajar di rumah. Kendala yang dihadapi oleh siswa yaitu siswa kesulitan konsentrasi belajar dari rumah dan mengeluhkan beratnya penugasan soal dari guru, peningkatan rasa stres dan jenuh akibat isolasi berkelanjutan berpotensi menimbulkan rasa cemas dan depresi bagi anak. Kendala yang dirasakan oleh guru, orang tua, dan siswa yaitu akses ke sumber belajar (baik karena masalah jangkauan listrik atau internet, maupun dana untuk aksesnya). Insiatif atau solusi yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan program guru berbagi, seri bimtek daring, seri webinar, penyediaan kuota gratis, relaksasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP), ruang guru pendidikan anak usia dini (PAUD) dan sahabat keluarga, “Belajar dari rumah.” di Televisi Republik Indonesia (TVRI), belajar di Radio Republik Indonesia (RRI), rumah belajar, dan kerja sama dengan penyedia platform pembelajaran daring.

Dengan niat dan kesadaran bersama dari seluruh masyarakat Indonesia serta pemerintah untuk mengambil peran dalam memajukan pendidikan di Indonesia merupakan langkah awal yang dapat mewujudkan pendidikan Indonesia yang merata baik di tingkat kota sampai daerah-daerah terpencil. Pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia terutama pemuda harus bekerja sama dan memberikan perhatian penuh terhadap pendidikan Indonesia. Sebagai pemuda generasi penerus bangsa ada beberapa cara yang dapat kita lakukan dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Salah satu caranya dengan mengadakan program relawan atau volunteer yang fokus pada pendidikan Indonesia. Dengan program ini kita dapat merekrut pemuda-pemuda Indonesia dari kalangan mahasiswa dan para pekerja. Kegiatan yang dapat dilakukan seperti mengadakan program mengajar pendidikan jarak jauh (PJJ) kepada anak-anak sekolah dasar dan mengajar langsung kepada anak jalanan yang kita lakukan secara suka rela dengan menggunakan protokol kesehatan. Selain itu, kita juga dapat mendirikan sekolah dan taman baca di tempat-tempat seperti kolong jembatan atau lingkungan pemulung yang anak-anaknya putus sekolah karena terkendala biaya.

Pendidikan sangatlah penting untuk memajukan kehidupan bangsa Indonesia. Lewat pendidikanlah bangsa Indonesia menjadi bangsa yang unggul. Karena, terdapat jiwa-jiwa anak bangsa yang berpengetahuan dan berkompeten sebagai generasi penerus pembawa perubahan ke arah yang lebih baik sehingga terciptanya Indonesia menjadi negara yang maju dan dapat berdikari dengan kakinya sendiri serta mampu bersanding dengan bangsa lain. Jika bukan kita yang ikut andil mengambil peran dalam memajukan pendidikan di Indonesia lalu siapa lagi ? jika bukan sekarang, kapanlagi ? Mari sama-sama memajukan pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik lagi dengan turut andil berperan dalam kegiatan relawan atau volunteer pendidikan.

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama