Welcome Ramadhan in Pandemic Situation

Merangkai kehangatan Ramadhan Secara Virtual


Setahun lebih berselang pandemic covid 19 telah melanda seluruh dunia. Seluruh manusia di dunia kini berupaya untuk mengakhiri wabah virus ini dan sebagian besarnya berupaya untuk menyesuaikan diri dan cara hidup dengan pandemic ini, di mulai dari pemakaian masker, penjagaan jarak antara manusia, pengurangan jam operasional untuk tempat-tempat umum, bahkan sampai pengadaan test untuk setiap masyarakat yang keluar masuk kota maupun negara. Semua di lakukan guna mengurangi penyebarluasan wabah  serta dapat mengurangi jumlah korban yang terpapar virus ini.

Semua aktivitas pun ikut terganggu, baik aktivitas yang bersifat individual maupun yang bersifat negara sekalipun, salah satu dampak yang paling terasa dari pandemic ini yaitu aktivitas yang biasanya di kerjakan secara tatap muka atau langsung bertemu kini di gantikan secara virtual, seperti perkuliahan, sekolah, seminar, wisuda, bahkan kala ramadahan menjelang, acara yang sering dilakukan seperti buka bersama, tarawih dan mudik kini tidak bisa di lakukan secara leluasa kembali.

Ramadhan merupakan salah satu bulan yang paling ditunggu oleh semua umat islam di dunia, tak terkecuali di Indonesia yang memiliki jumlah populasi muslim yang banyak. Berbagai tradisi banyak di lakukan ketika bulan ini mulai datang, seperti pawai obor keliling kampung bagi anak anak, teraweh bersama di masjid, buka bersama, malam takbiran, dan yang paling mendarah daging adalah tradisi mudik bagi para perantau di kota besar, hal itu merupakan bagian yang paling di nantikan oleh banyak orang, karena mereka dapat bersuka ria serta berkumpul bersama dengan sanak saudara yang sudah lama mereka tak jumpai.

Namun sejak terjadinya pandemi ini, semua itu dibatasi bahkan dihentikan sementara mengingar penyebaran Covid 19 ini sangat cepat, banyak terjadi perubahan dalam aktivitas yang biasa dilakukan ketika Ramadhan, seperti larangan untuk berkumpul ketika sholat tarawih, yang mana pemerintah menyarankan untuk sholat dirumah saja, dan larangan mudik bagi para perantau karena dapat meningkatkan penyebaran kala berada di angkutan umum seperti bus, kereta, pesawat atupun kapal laut, hal tersebut juga dilarang karena diperkirakan dapat menyebarkan ke orang tua yang berada di kampung halaman, namun bagi yang tetap ingin kembali ke kampung halaman, pemerintah memberikan satu peluang agar dapat kembali ke kampung halaman, yaitu dengan menyertakan hasil Swab yang dinyatakan negatif. Meskipun begitu, tidak ada jaminan jika kita tidak tertular kala berada di angkutan umum antar kota atau bahkan kita dapat tertular ketika berkumpul dengan sanak saudara di kampung. Lalu apa yang dapat kita lakukan untuk menyambut Ramadhan di era pandemic ini, apakah kita masih bisa melakukan aktivitas yang sering dilakukan kala Ramadhan sekarang?

Jawabannya adalah bisa namun dengan cara yang berbeda, banyak cara yang dapat dilakukan untuk kita mengisi waktu di saat Ramadhan nanti, teknologi sudah sangat canggih di era sekarang, bahkan teknologi bisa membuat yang jauh menjadi terasa dekat begitu pun sebaliknya, kita bisa mengganti semua hal yang biasa di lakukan ketika Ramadhan secara virtual, wlaalupun akan terasasangat berbeda namun hal itu bisa membantu mengobati rasa rindu suasanan Ramadhan.

Ramadhan juga bisa diisi dengan lebih sering tadarus, sehingga kita tidak akan merasa jenuh kal di rumah saja, bahkan kita bisa membuat grup tadarus dengan teman-teman, kemudian melakukan tadarus bersama melalui aplikasi video call grup, hal itu bisa menjadi salah satu cara kita untuk meningkatan keimanan kepada tuhan, dan meningkatan kedekatan kepada teman, kemudian kita bisa melakukan sholat terawih bersama keluarga saja, bagi anak rantau yang biasanya tinggal sendiri bisa melakukannya bersama teman yang berada di lingkup tempat tinggal, namun tetap dalam kelompok yang kecil dan mematuhi protocol kesehatan, lalu tradisi buka bersama bisa dilakukan via virtual pula bagi mereka yang bertempat tinggal berjauhan, ini berguna untuk menekan angka penularan ketika kita merencanakan pertemuan di tempat umum seperti restaurant ataupun Mall, dengan via virtual ini kita bisa tetap merasakan buka bersama walaupun sedikit perbedaan.

Kemudian tradisi yang menjadi darah daging bagi masyarakat Indonesia ketika bulan Ramadhan ialah Mudik, atau pulang kampung. Ketika pandemic mulai menyebar luas pemerintah memutuskan untuk melarang warganya untuk mudik, dan juka tetap memaksakan makan akan di kena sanksi, salah satu cara pengganti ketika kita tidak bisa untuk menengok orang tua dan sanak saudara ialah dengan cara video call dan mengirimkan paket hadiah kecil untuk kedua orang tua di kampung bisa dilakukan untuk menggantikan moment bertemu sementara, hal itu juga guna menjaga kesehatan dan keselamatan orang yang dicintai agar terhindar dari paparan virus covid 19 ini.

Pandemic covid 19 memang berdampak sangat besar bagi kita semua, mulai dari pekerjaan, pertemuan bahkan dalam hal ibadah semuanya mengalami sedikit perubahan, namun di lain hal masih ada banyak yang dapat kita lakukan untuk menggantikan beberapa hal yang memang tidak bisa kita lakukan ketika era pandemic ini,  walaupun berbeda namun tetap esensi  Ramadhan dapat dihadirkan di sini, Ramadhan tahun ini dan sebelumnya mungkin snagat berbeda dari tahun sebelum terjadinya pandemi, namun yang terpenting bukanlah suasananya dari Ramadhan itu sendiri, akan tetapi hubungan kita terhadap tuhan yang maha Esa serta keluarga.


img source : <a href="https://www.freepik.com/photos/food">Food photo created by rawpixel.com - www.freepik.com</a>

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama